mertua perempuan vs menantu perempuan
Kenapa mesti mertua perempuan vs menantu perempuan? Biasanya pertanyaan yang muncul di benak kamu adalah mengapa yang menjadi sorotan hanya menantu perempuan dan mertua perempuan. Jawabannya adalah karena kasus-kasus yang sering terdengar biasanya lebih banyak melibatkan menantu perempuan dan mertua perempuan. namun demikian, hal ini tentu tidak bisa diartikan bahwa menantu lelaki tidak pernah menghadapi masalah dengan mertua lelaki maupun mertua perempuan atau antara menantu perempuan dengan mertua lelaki.
Ini dia tips supaya hubungan antara mertua perempuan dan menantu perempuan jadi lebih baik.
1. Katakan kepada suami anda, luangkanlah waktu untuk lebih sering mengunjungi ibu kandungnya (jika tidak tinggal serumah) atau lebih sering memperhatikan ibu kandungnya (jika tinggal serumah). Ini bisa dilakukan bersama anda atau tidak. Bagi anda dinasihatkan untuk lebih mengalah. Toh ibu mertua umumnya sudah berusia lanjut, dimana dalam fase ini mereka lebih sering menggunakan emosinya daripada logika. Ibu mertua akan senang jika anda terlihat ada kemauan untuk “menaunginya” dan terlihat bahwa anda mau “membagi” suami anda untuknya.
2. Kembangkan hubungan anda dengan mertua perempuan. Ini bisa dilakukan misalnya dengan mengajaknya berbincang-bincang tentang hal yang diminatinya, lebih sering mengunjunginya, mengajaknya bepergian, belajar memasakkan makanan kesukaan suami atau belajar masak dan lainnya. Hal ini dapat membuat Ibu mertua merasa bahwa anda memang memperhatikannya sebagai individu.
3. Libatkan mertua perempuan anda dalam setiap aktifitas jika memungkinkan. Misalnya, anda dapat memintanya tolong menemani anda dan anak anda pergi ke dokter atau pergi berbelanja bersama.
4. Fokuskan perhatian anda terhadap hal-hal yang baik yang ada dalam dirinya dan coba untuk menghindari pemikiran negatif mengenai dirinya Misalnya anda tahu ia adalah juru masak yang hebat. Anda dapat mengambil sisi positifnya, misalnya anda dapat belajar masak. Atau perhatiannya kepada anda. Misalnya ingat-ingat saja ketika anda sedang hamil anak pertama, ibu mertua lah yang memberi jamu, mengajari anda memakai gurita dan nasihat tradisional lainnya.
5. Jangan mengeritik ibu mertua anda di depan suami anda. Bagaimana pun ia tetap ibu kandungnya. Ingat pertalian darah tidak akan hilang sampai kapanpun. Kata-kata negatif mengenai ibu kandungnya hanya akan membuat suami anda defensif dan semakin menjauh dari anda.
6. Empati dengannya. Walaupun ibu mertua bukan sahabat anda tetapi cobalah selami bahwa dengan masuknya anda ke dalam kehidupan suami telah “memisahkan” ia dengan anak yang dicintainya. Coba bayangkan anda menjadi dia, tiba-tiba anak lelaki anda meninggalkan diri anda.
7. Selalu bersabar dan berdoa. Toh ibu mertua tidak sungguh-sungguh ingin kejam terhadap anda. Koreksi diri juga penting. Mungkin selama ini ada sikap anda yang memang membuat ibu mertua tidak berkenan walaupun bukan berarti anda harus mengubah kepribadian anda. Ingat, jika anda dapat bersabar, selalu memberi perhatian dan sikap positif terhadap ibu mertua , lama-lama ibu mertua pun akan lunak hatinya. Ingat saja, jika perilaku negatif dibalas negatif maka seringkali hasilanya tidak menggembirakan. Memang kebanyakan ibu-ibu muda jaman sekarang “ogah” jika mempunyai ibu mertua seperti itu. Yang sering terjadi mereka lalu menghindar sejauh-jauhnya dari ibu mertuanya yang malah menambah rumit suasana. Istilah “mengambil hati mertua” itu ternyata ada benarnya juga. Resapi juga dalam hati bahwa suatu hari nanti pun ada akan menjadi “ibu mertua” juga bila anak anda kebetulan lelaki. Semetara itu anda dapat menyarankan suami anda untuk melaksanakan kiat-kiat di bawah ini agar hubungan anda bertiga semakin sip.
8. Tegaskan kepada suami anda bahwa anak dan istri adalah prioritas utamanya walau bukan berarti ia mengacuhkan ibu kandungnya. Ibu kandung tetaplah ibu kandung. Namun jangan berlebihan. Katakan bahwa sekarang ia telah memiliki keluarga yang harus diurusnya dulu. Misalnya suami tetap mengutamakan kepentingan ibu kandungnya dahulu daripada anda. Sebagai istri anda wajib menegurnya. Tetapi jangan lalu bersikap “sewot” terhadap mertua.
9. Hidup akan semakin mudah jika dari awal suami anda telah menetapkan batasan-batasan yang tegas antara ia dan ibu kandungnya. Misalnya, tidak membiasakan ibu kandungnya untuk mengurus segala keperluannya atau meminta ibu kandungnya untuk mengatur keuangannya.
10. Jika kelakuan ibu mertua sudah terlalu jauh, misalnya sudah terlalu ikut campur urusan rumah tangga anda atau sudah keterlaluan mengata-ngatai anda maka kini saatnya lah anda minta suami anda untuk “menegur” ibu kandungnya. Tentu saja dengan kata-kata yang sesuai “ukuran timur”. Kalau anaknya sendiri yang mengatakan tentu si ibu mertua akan cepat memaafkan dan melupakannya. Lain halnya jika anda yang mengatakannya sendiri kepada ibu mertua. Kemungkinan hubungan anda dengan dia akan bertambah runyam dan kata-kata anda itu mungkin tak dapat dilupakannya.
11. Jika pertengkaran antara ibu mertua dan menantu perempuannya tak dapat dihindari, suami sebaiknya menjadi penengah yang adil. Katakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Misalnya, mertua perempuan mengatakan bahwa anda kawin dengan anaknya hanya untuk hartanya saja. Suami anda sebaiknya membela anda dengan mengatakan kepada ibunya bahwa hal itu tidak benar.
12. Ingatkan suami untuk selalu memperhatikan ibu kandungnya walaupun sekarang anda dan anak adalah prioritas utama suami. Mungkin dengan membelikan oleh-oleh yang sama nilainya jika suami bepergian dapat menjadikan hati ibu mertua senang. Misalnya , suami anda membelikan kain batik yang kualitasnya sama dengan yang dibelikannya untuk anda. Hitung-hitung juga suami membalas budi orang tuanya.
Ini dia tips supaya hubungan antara mertua perempuan dan menantu perempuan jadi lebih baik.
1. Katakan kepada suami anda, luangkanlah waktu untuk lebih sering mengunjungi ibu kandungnya (jika tidak tinggal serumah) atau lebih sering memperhatikan ibu kandungnya (jika tinggal serumah). Ini bisa dilakukan bersama anda atau tidak. Bagi anda dinasihatkan untuk lebih mengalah. Toh ibu mertua umumnya sudah berusia lanjut, dimana dalam fase ini mereka lebih sering menggunakan emosinya daripada logika. Ibu mertua akan senang jika anda terlihat ada kemauan untuk “menaunginya” dan terlihat bahwa anda mau “membagi” suami anda untuknya.
2. Kembangkan hubungan anda dengan mertua perempuan. Ini bisa dilakukan misalnya dengan mengajaknya berbincang-bincang tentang hal yang diminatinya, lebih sering mengunjunginya, mengajaknya bepergian, belajar memasakkan makanan kesukaan suami atau belajar masak dan lainnya. Hal ini dapat membuat Ibu mertua merasa bahwa anda memang memperhatikannya sebagai individu.
3. Libatkan mertua perempuan anda dalam setiap aktifitas jika memungkinkan. Misalnya, anda dapat memintanya tolong menemani anda dan anak anda pergi ke dokter atau pergi berbelanja bersama.
4. Fokuskan perhatian anda terhadap hal-hal yang baik yang ada dalam dirinya dan coba untuk menghindari pemikiran negatif mengenai dirinya Misalnya anda tahu ia adalah juru masak yang hebat. Anda dapat mengambil sisi positifnya, misalnya anda dapat belajar masak. Atau perhatiannya kepada anda. Misalnya ingat-ingat saja ketika anda sedang hamil anak pertama, ibu mertua lah yang memberi jamu, mengajari anda memakai gurita dan nasihat tradisional lainnya.
5. Jangan mengeritik ibu mertua anda di depan suami anda. Bagaimana pun ia tetap ibu kandungnya. Ingat pertalian darah tidak akan hilang sampai kapanpun. Kata-kata negatif mengenai ibu kandungnya hanya akan membuat suami anda defensif dan semakin menjauh dari anda.
6. Empati dengannya. Walaupun ibu mertua bukan sahabat anda tetapi cobalah selami bahwa dengan masuknya anda ke dalam kehidupan suami telah “memisahkan” ia dengan anak yang dicintainya. Coba bayangkan anda menjadi dia, tiba-tiba anak lelaki anda meninggalkan diri anda.
7. Selalu bersabar dan berdoa. Toh ibu mertua tidak sungguh-sungguh ingin kejam terhadap anda. Koreksi diri juga penting. Mungkin selama ini ada sikap anda yang memang membuat ibu mertua tidak berkenan walaupun bukan berarti anda harus mengubah kepribadian anda. Ingat, jika anda dapat bersabar, selalu memberi perhatian dan sikap positif terhadap ibu mertua , lama-lama ibu mertua pun akan lunak hatinya. Ingat saja, jika perilaku negatif dibalas negatif maka seringkali hasilanya tidak menggembirakan. Memang kebanyakan ibu-ibu muda jaman sekarang “ogah” jika mempunyai ibu mertua seperti itu. Yang sering terjadi mereka lalu menghindar sejauh-jauhnya dari ibu mertuanya yang malah menambah rumit suasana. Istilah “mengambil hati mertua” itu ternyata ada benarnya juga. Resapi juga dalam hati bahwa suatu hari nanti pun ada akan menjadi “ibu mertua” juga bila anak anda kebetulan lelaki. Semetara itu anda dapat menyarankan suami anda untuk melaksanakan kiat-kiat di bawah ini agar hubungan anda bertiga semakin sip.
8. Tegaskan kepada suami anda bahwa anak dan istri adalah prioritas utamanya walau bukan berarti ia mengacuhkan ibu kandungnya. Ibu kandung tetaplah ibu kandung. Namun jangan berlebihan. Katakan bahwa sekarang ia telah memiliki keluarga yang harus diurusnya dulu. Misalnya suami tetap mengutamakan kepentingan ibu kandungnya dahulu daripada anda. Sebagai istri anda wajib menegurnya. Tetapi jangan lalu bersikap “sewot” terhadap mertua.
9. Hidup akan semakin mudah jika dari awal suami anda telah menetapkan batasan-batasan yang tegas antara ia dan ibu kandungnya. Misalnya, tidak membiasakan ibu kandungnya untuk mengurus segala keperluannya atau meminta ibu kandungnya untuk mengatur keuangannya.
10. Jika kelakuan ibu mertua sudah terlalu jauh, misalnya sudah terlalu ikut campur urusan rumah tangga anda atau sudah keterlaluan mengata-ngatai anda maka kini saatnya lah anda minta suami anda untuk “menegur” ibu kandungnya. Tentu saja dengan kata-kata yang sesuai “ukuran timur”. Kalau anaknya sendiri yang mengatakan tentu si ibu mertua akan cepat memaafkan dan melupakannya. Lain halnya jika anda yang mengatakannya sendiri kepada ibu mertua. Kemungkinan hubungan anda dengan dia akan bertambah runyam dan kata-kata anda itu mungkin tak dapat dilupakannya.
11. Jika pertengkaran antara ibu mertua dan menantu perempuannya tak dapat dihindari, suami sebaiknya menjadi penengah yang adil. Katakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Misalnya, mertua perempuan mengatakan bahwa anda kawin dengan anaknya hanya untuk hartanya saja. Suami anda sebaiknya membela anda dengan mengatakan kepada ibunya bahwa hal itu tidak benar.
12. Ingatkan suami untuk selalu memperhatikan ibu kandungnya walaupun sekarang anda dan anak adalah prioritas utama suami. Mungkin dengan membelikan oleh-oleh yang sama nilainya jika suami bepergian dapat menjadikan hati ibu mertua senang. Misalnya , suami anda membelikan kain batik yang kualitasnya sama dengan yang dibelikannya untuk anda. Hitung-hitung juga suami membalas budi orang tuanya.
wah tips yg oke nih. baiklah baiklah nanti say a coba praktekkan sama camer
BalasHapus