Sebab Kegalauaaan....
Hai, di minggu siang ini, saya lagi maskeran, bentar lagi mau nyetrika, udah satu kamar (hiperbola) artinya kalau saya engga nyetrika sore ini, Ara besok ke sekolah pake seragam kusut. Jadi judulnya tetep harus nyetrika.
Saya lagi galau beberapa minggu ini, selain malas nge-blog, emosi naik turun, yeah, biasalah, saya kan orangnya moody banget ya, rusak mood seharian kadang - kadang yang kasihan si Ara, jadi sering dicemberutin ama saya ... #Plak# iya saya tidak boleh begitu, tapi saya sudah minta maaf kok sama Ara, dan janji setelah itu tidak mau cemberut- cemberut lagi.
Begini,..
Hufftth.. saya dan suami menikah sudah hampir 9 tahun, tapi baru nyadar, kita kok engga punya rumah ??? Iya saya tau, udah telat #
7 tahun pertama pernikahan, saya dan suami tinggal di rumah mertua, (Pondok Mertua Indah), dimana semuanyaaaaaa gratiss sodara-sodara !! iya bener, semua gratis, biaya listrik, air, kebutuhan dapur, semua mertua yang nanggung, asaaaaal saya mau memasak untuk mereka, merapikan rumah, mencuci (pake mesin cuci) dan menyetrika. Waktu itu yang di rumah selain Ayah dan Mamak, juga dua ipar laki-laki, satu ipar perempuan bekerja di luar kota dan hanya datang sesekali.
Baru satu tahun belakangan ini saya tinggal di kios, yang merangkap sebagai tempat usaha, dan juga tempat tinggal. Keadaannya cukup darurat.
Bangunan semi permanen, pintu kios dari papan, lantai semen, dan bagian belakang adalah papan. Kamar tidur hanya 1, sehingga kami terpaksa membeli tempat tidur yang susun supaya muat. Kamar mandi kecil dan darurat sekali. Tiidak ada halaman sama sekali, sehingga begitu buka pintu, satu meter setengah adalah jalan raya. dan yang lebih gawat lagi, sebenernya itu adalah DAS (Daerah Aliran Sungai) yang dimana sebenarnya tidak boleh ditempati (siap siap digusur), kami memang mengontrak disitu, dengan biaya pertahun tidak sampai 2 juta. berukuran kira kira 6 x 7 meter, dengan pemandangan sungai pas di belakang jendela. menjadi ketar ketir ketika hujan turun lebat, dan air sungai menderu deru (tapi sekarang sudah biasa).
tetapi, saya merasa senang tinggal disitu. karena ada suami, dan Ara. saya tidak pernah mengeluh keadaan karena kamar mandi yang kecil dan darurat (tapi sebisa mungkin saya bersihkan selalu) dan dapur yang berebutan tempat dengan CPU CPU rusak tapi saya selalu bisa memasak untuk keluarga tercinta dari situ.
saya selalu bersyukur Allah SWT selalu memberi rejeki dan kesehatan untuk keluarga kami.
Kami bisa menabung dari usaha kecil kami itu. Alhamdulillah luar biasa, padahal Ara sekolah di SDIT yang uang spp nya sebulan mencapai 250 ribu. tapi kami tetap berpendapat, Allah mengatur dan memberi rezeki, kadang sering di cemooh saudara, karena kerjaan swasta kok berani beraninya menyekolahkan anak ke SDIT, sedangkan saudara suami yang kehidupannya lebih mapan (punya mobil dan rumah mewah), menyekolahkan anaknya di sekolah negeri. Tidak ada yang salah memang dengan skolah Negeri, tapi saya berprinsip, saya mau menyekolahkan anak saya di sekolah yang ilmu agama dan ilmu pengetahuannya berjalan dan sejalan. Saya sadar ilmu agama pada usia dini itu sangat penting untuk bekal kehidupannya kelak, jadi enggak papa deh mahal, asal dasar agama di dapat.
Tabungan kami, meskipun sedikit, tapi murni hasil kerja keras kami, dan Insya Allah halal, akhirnya cukuplah untuk membayar DP sebuah rumah di komplek perumahan yang baru baru ini menjamur di Siantar. Dengan DP kira-kira 30 - 40 juta, sudah bisa memiliki rumah (di pinggiran kota) , dengan cicilan 700 ribu sampai 900 ribu sebulan, dapat rumah tipe 36, yang sebenernya tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk yang uangnya pas pasan seperti kami.
Jadi selama dua minggu ini, kami bolak balik mencari perumahan yang cocok, minta brosur, ngecek biaya angsuran perbulannya, bolak balik nanya ama temen temen supaya ada referensi, bolak balik liat rumah, liat situasi dan kondisi sekitar perumahan. sampai akhirnya saya sreg dengan satu perumahan, dan suami sreg dengan satu perumahan yang lain, HOalah beda pendapat !
Diantara 3 perumahan yang memenuhi kriteria (Murah, Lingkungan muslim), saya dan suami bingung milih yang mana. mulai dari angsuran yang berbeda, juga luas tanah berbeda. wuaaah bener-bener galau deh, bingung mau pilih yang mana. secara pengennya harga murah, lokasi tidak terlalu jauh, tanah gedean dikit. Huaaah.. galau..
Kadang - kadang jadi sering berandai andai, tiba - tiba dapet uang kaget 1 M ya, biar semua masalah selesai. #Plaakkk !! #
Hei, Rejeki itu Allah yang ngatur, jadi jalani saajalaaah, mudah mudahan dengan mengkredit rumah, jadi bisa hidup lebih hemat, dan berusaha lebih keras ! Karena Rejeki juga datang karena kita berusaha,
Mudah mudahan segera terpecahkan masalah ke - GALAU - an saya ini ya teman, doakan yang terbaik untuk kami, dan segera kami menemukan titik temu dari perbedaan perbedaan pendapat antara saya dan suami !!
Salam hangat di hari minggu. Happy Sunday, All !!!
Saya lagi galau beberapa minggu ini, selain malas nge-blog, emosi naik turun, yeah, biasalah, saya kan orangnya moody banget ya, rusak mood seharian kadang - kadang yang kasihan si Ara, jadi sering dicemberutin ama saya ... #Plak# iya saya tidak boleh begitu, tapi saya sudah minta maaf kok sama Ara, dan janji setelah itu tidak mau cemberut- cemberut lagi.
Begini,..
Hufftth.. saya dan suami menikah sudah hampir 9 tahun, tapi baru nyadar, kita kok engga punya rumah ??? Iya saya tau, udah telat #
7 tahun pertama pernikahan, saya dan suami tinggal di rumah mertua, (Pondok Mertua Indah), dimana semuanyaaaaaa gratiss sodara-sodara !! iya bener, semua gratis, biaya listrik, air, kebutuhan dapur, semua mertua yang nanggung, asaaaaal saya mau memasak untuk mereka, merapikan rumah, mencuci (pake mesin cuci) dan menyetrika. Waktu itu yang di rumah selain Ayah dan Mamak, juga dua ipar laki-laki, satu ipar perempuan bekerja di luar kota dan hanya datang sesekali.
Baru satu tahun belakangan ini saya tinggal di kios, yang merangkap sebagai tempat usaha, dan juga tempat tinggal. Keadaannya cukup darurat.
Bangunan semi permanen, pintu kios dari papan, lantai semen, dan bagian belakang adalah papan. Kamar tidur hanya 1, sehingga kami terpaksa membeli tempat tidur yang susun supaya muat. Kamar mandi kecil dan darurat sekali. Tiidak ada halaman sama sekali, sehingga begitu buka pintu, satu meter setengah adalah jalan raya. dan yang lebih gawat lagi, sebenernya itu adalah DAS (Daerah Aliran Sungai) yang dimana sebenarnya tidak boleh ditempati (siap siap digusur), kami memang mengontrak disitu, dengan biaya pertahun tidak sampai 2 juta. berukuran kira kira 6 x 7 meter, dengan pemandangan sungai pas di belakang jendela. menjadi ketar ketir ketika hujan turun lebat, dan air sungai menderu deru (tapi sekarang sudah biasa).
tetapi, saya merasa senang tinggal disitu. karena ada suami, dan Ara. saya tidak pernah mengeluh keadaan karena kamar mandi yang kecil dan darurat (tapi sebisa mungkin saya bersihkan selalu) dan dapur yang berebutan tempat dengan CPU CPU rusak tapi saya selalu bisa memasak untuk keluarga tercinta dari situ.
saya selalu bersyukur Allah SWT selalu memberi rejeki dan kesehatan untuk keluarga kami.
Kami bisa menabung dari usaha kecil kami itu. Alhamdulillah luar biasa, padahal Ara sekolah di SDIT yang uang spp nya sebulan mencapai 250 ribu. tapi kami tetap berpendapat, Allah mengatur dan memberi rezeki, kadang sering di cemooh saudara, karena kerjaan swasta kok berani beraninya menyekolahkan anak ke SDIT, sedangkan saudara suami yang kehidupannya lebih mapan (punya mobil dan rumah mewah), menyekolahkan anaknya di sekolah negeri. Tidak ada yang salah memang dengan skolah Negeri, tapi saya berprinsip, saya mau menyekolahkan anak saya di sekolah yang ilmu agama dan ilmu pengetahuannya berjalan dan sejalan. Saya sadar ilmu agama pada usia dini itu sangat penting untuk bekal kehidupannya kelak, jadi enggak papa deh mahal, asal dasar agama di dapat.
Tabungan kami, meskipun sedikit, tapi murni hasil kerja keras kami, dan Insya Allah halal, akhirnya cukuplah untuk membayar DP sebuah rumah di komplek perumahan yang baru baru ini menjamur di Siantar. Dengan DP kira-kira 30 - 40 juta, sudah bisa memiliki rumah (di pinggiran kota) , dengan cicilan 700 ribu sampai 900 ribu sebulan, dapat rumah tipe 36, yang sebenernya tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk yang uangnya pas pasan seperti kami.
Jadi selama dua minggu ini, kami bolak balik mencari perumahan yang cocok, minta brosur, ngecek biaya angsuran perbulannya, bolak balik nanya ama temen temen supaya ada referensi, bolak balik liat rumah, liat situasi dan kondisi sekitar perumahan. sampai akhirnya saya sreg dengan satu perumahan, dan suami sreg dengan satu perumahan yang lain, HOalah beda pendapat !
Diantara 3 perumahan yang memenuhi kriteria (Murah, Lingkungan muslim), saya dan suami bingung milih yang mana. mulai dari angsuran yang berbeda, juga luas tanah berbeda. wuaaah bener-bener galau deh, bingung mau pilih yang mana. secara pengennya harga murah, lokasi tidak terlalu jauh, tanah gedean dikit. Huaaah.. galau..
Kadang - kadang jadi sering berandai andai, tiba - tiba dapet uang kaget 1 M ya, biar semua masalah selesai. #Plaakkk !! #
Hei, Rejeki itu Allah yang ngatur, jadi jalani saajalaaah, mudah mudahan dengan mengkredit rumah, jadi bisa hidup lebih hemat, dan berusaha lebih keras ! Karena Rejeki juga datang karena kita berusaha,
Mudah mudahan segera terpecahkan masalah ke - GALAU - an saya ini ya teman, doakan yang terbaik untuk kami, dan segera kami menemukan titik temu dari perbedaan perbedaan pendapat antara saya dan suami !!
Salam hangat di hari minggu. Happy Sunday, All !!!
semoga bisa segera beli rumah. sabar aja...
BalasHapusAwalnya juga saya dan orang tua saya tinggal di kontrakan di Bekasi... tapi setelah menabung bisa beli rumah juga di Lampung... Jauh banget ya... (T^T
BalasHapusSemua berkat berwirausaha... (^ ^
semoga Ara nantinya akan jadi anak sholehah dan bermanfaat buat keluarga dan bangsanya iia ;) membaut orang tuanya bangga :)
BalasHapusSista : thank you so much ...
BalasHapusSam : ternyata saya tidak sendirian ya, berusaha keras untuk bisa membeli rumah sendiri.
Belajar : Thanks ya doanya...
sudah sembilan tahun menikah?? tapi kelihatan masih pengantin baru kok :)
BalasHapussaya juga pernah mba tingga di rumah kontrakan yang tidak luas. Alhamdulillah masih bisa diberi kesempatan untuk mandiri.
betul mba rejeki Allah yang mengatur, dan tugas kta adalah berusaha.
semangat mba, ditunggu cerita selanjutnya
hehehee sama banget denganku
BalasHapusaku juga lagi kepikiran beli rumah sendiri nih Mbak
masa setua ini masih numpang sama ortu, hehehehee
semoga segera dapet rumah yang baik dan bermanfaat ya Mbak
yang Rara cocok banget, yang tetangganya baik baik kayak sodara
yang lingkungannya islami dan bersih...
amiiiiiiiiiin
selamat mbak meilya, semoga segera diberi petunjuk oleh Allah, jadi bisa memilih perumahan yang paling tepat.. btw, saya juga lo tinggal di pmi, banyak sungkannya emang. tapi ya dinikmatin aja.. sayang duit, buat ngontrak.. :D
BalasHapusSemoga segera menemukan rumah yang sesuai harapan ya :)
BalasHapusDinikmati dan bersyukur, betul sekali ;)
Iya, aku juga memimpikan SDIT yang murah meriah :)
bagian ngimpi dapet duit 1 M saya doakan semoga segera terwujud mimpinya... aamiin... *doaim sy juga soale pengen juga hehehe
BalasHapusAsiikk yg mau beli rumah,, aamiin , mudah2an segera terlaksana bu.
BalasHapusbenar sekali, apa2nnya bila disyukuri, malah akan ditambah oleh Allah SWT.
Ammmiiiiiiiin amiiiin
BalasHapusmakasih ya teman teman doanyaa....
semoga kegalauannya segera berakhir ya Mbak.. Amin
BalasHapuspsstt, ternyata Ibu2 juga bisa galau yaa, xxixiix tapi ini bukan soal lope2 :D
sabar ya mba Lyaaaaa
BalasHapuspasti segera tercapai keinginan punya rumah sendirinya Aamiin
orang tua saya jg dulu baru punya rumah pas hamil saya mba :D
Amin... semoga bisa selesai kegalauannya mbak Lya..
BalasHapusAlhamdulillah masih dikasih galau, karena kalau kita masih bisa galau, berarti masih memfungsikan otak untuk berfikir keras..
dan Subhanallah, akhirnya dapat juga DP untuk sebentar lagi tinggal dirumah baru... asyiiikkk... :)
aku kapan yak??/ *ikutan galau karena masih ngontrak, haha
sabar n senyum mbak,,, :)
kalo tiba-tiba daat uang satu milyar mah ga asik mbak....
BalasHapusberjuang adalah hal yg nikmat saat sampai pada puncaknya...
:)