Judulnya tetep Galau, tapi dibawa seneng aja deh...
Halo temaaan temaaan...
Ternyata, membeli sebuah rumah mungil untuk tempat berteduh saja susahnyaaaa minta ampuuun. dari beberapa perumahan yang kami selidiki... ceilee bahasanya... Rata-rata mereka mematok harga cash 90 - 110 juta untuk tipe rumah 36, bisa mencicil dengan DP sekitar 20 jutaan, dan cicilan rata-rata sebesar Rp. 1.600.000,- per bulan selama 15 tahun, jadi 180 bulan x Rp. 1.600.000 = Rp. 288.000.000,-
HAAAAHHH !!
Terkejut ? saya juga. tapi ya memang, 15 tahun mendatang, mungkin lebih mahal dari jumlah itu, tapi memikirkan selama 15 tahun, tiap bulan harus membayar cicilan sebanyak Rp. 1.600.000,- kok ya kalo dibayangin kok beraat banget...
Saya tau, mungkin bagi sebagian orang, cicilan segitu tiap bulan enteng ajah. tapi bagi saya, udah lumayan berat.
Belum lagi urusan dengan Bank yang akan kami pilih untuk menjadi Bank utangan kami (hehehe), Bank itu pertama harus menyetujui dulu, apakah laayak kami meminjam dana untuk membeli rumah, kami diselidiki slip gaji (llaaaah wong kami wiraswasta koook), atau usaha yang kami miliki memenuhi syarat atau tidak. okelah, kami punya usaha, dan kredit disetujui. tapi koook.....
pikir pikir berkali kali lipat... ya, memang kalau tidak mencicil kapan lagi bisa punya rumah siap huni, tapi kok rasanya terlalu berat. 15 tahun kan bukan waktu sebentar. bayangkan ya, 15 tahun lagi umur saya sudah 47 tahun dan suami 52 tahun.
memang rejeki Allah yang mengatur. tapi entahlah, saya masih berkeberatan.
Kalo sudah begini, saya membayangkan betapa enaknya seandainya pemerintah Indonesia bisa ikut membantu masalah masalah masyarakat yang seperti saya. Kepengen punya rumah, tapi duit sedikit. cicilan tanpa bunga kek. atau dibangun perumahan dengan subsidi dari pemerintah.
Setelah ngomong ngomong dengan Mertua, yang sebenarnya kurang setuju membeli rumah secara kredit, dan menyuruh kami untuk menyimpan saja uang itu, nanti tiga atau empat tahun lagi, terkumpul uang bisa membeli rumah tanpa nyicil. ya ada benarnya juga...
Maka judulnya kali ini masih tetep bingung dan galau. tapi ya sudahlah, kami berserah. Kami memutuskan untuk menahan keinginan untuk membeli rumah, setidaknya dalam waktu dekat ini. Kita berencana, tapi Allah berkehendak. Rencana pengen beli rumah, tapi mungkin Allah menyuuruh kita agar bersabar, mudah mudahan orang bersabar itu selalu menang ya... ?? Hehehehhehe
Padahaaaal... saya udah nyari nyari denah yang asiiiiiik untuk rumah idaman, yuk diliat.. hehehehhe..
ini saya ambil di blog mana ya , saya lupa, tapi saya minta ijin ya.. hehehhe ini karena saya sempet kepikiran pengen buka toko di rumah, pengen usaha gitu...
dengan gazeboo di halaman samping :
hudidiiiihh manteeeeeppp kaaaannnnnn???
dan kamar mandi outdoor yang bener bener saya dambakaaaan .... (hiks hiks)
Kepengeeeeeenn....
tapi ya sudahlah... mungkin belum rejeki yaa.... Sabaar... orang sabar subur looh, hehehhe.... nah teman teman, selamat bermalam minggu yaa.......
Ternyata, membeli sebuah rumah mungil untuk tempat berteduh saja susahnyaaaa minta ampuuun. dari beberapa perumahan yang kami selidiki... ceilee bahasanya... Rata-rata mereka mematok harga cash 90 - 110 juta untuk tipe rumah 36, bisa mencicil dengan DP sekitar 20 jutaan, dan cicilan rata-rata sebesar Rp. 1.600.000,- per bulan selama 15 tahun, jadi 180 bulan x Rp. 1.600.000 = Rp. 288.000.000,-
HAAAAHHH !!
Terkejut ? saya juga. tapi ya memang, 15 tahun mendatang, mungkin lebih mahal dari jumlah itu, tapi memikirkan selama 15 tahun, tiap bulan harus membayar cicilan sebanyak Rp. 1.600.000,- kok ya kalo dibayangin kok beraat banget...
Saya tau, mungkin bagi sebagian orang, cicilan segitu tiap bulan enteng ajah. tapi bagi saya, udah lumayan berat.
Belum lagi urusan dengan Bank yang akan kami pilih untuk menjadi Bank utangan kami (hehehe), Bank itu pertama harus menyetujui dulu, apakah laayak kami meminjam dana untuk membeli rumah, kami diselidiki slip gaji (llaaaah wong kami wiraswasta koook), atau usaha yang kami miliki memenuhi syarat atau tidak. okelah, kami punya usaha, dan kredit disetujui. tapi koook.....
pikir pikir berkali kali lipat... ya, memang kalau tidak mencicil kapan lagi bisa punya rumah siap huni, tapi kok rasanya terlalu berat. 15 tahun kan bukan waktu sebentar. bayangkan ya, 15 tahun lagi umur saya sudah 47 tahun dan suami 52 tahun.
memang rejeki Allah yang mengatur. tapi entahlah, saya masih berkeberatan.
Kalo sudah begini, saya membayangkan betapa enaknya seandainya pemerintah Indonesia bisa ikut membantu masalah masalah masyarakat yang seperti saya. Kepengen punya rumah, tapi duit sedikit. cicilan tanpa bunga kek. atau dibangun perumahan dengan subsidi dari pemerintah.
Setelah ngomong ngomong dengan Mertua, yang sebenarnya kurang setuju membeli rumah secara kredit, dan menyuruh kami untuk menyimpan saja uang itu, nanti tiga atau empat tahun lagi, terkumpul uang bisa membeli rumah tanpa nyicil. ya ada benarnya juga...
Maka judulnya kali ini masih tetep bingung dan galau. tapi ya sudahlah, kami berserah. Kami memutuskan untuk menahan keinginan untuk membeli rumah, setidaknya dalam waktu dekat ini. Kita berencana, tapi Allah berkehendak. Rencana pengen beli rumah, tapi mungkin Allah menyuuruh kita agar bersabar, mudah mudahan orang bersabar itu selalu menang ya... ?? Hehehehhehe
Padahaaaal... saya udah nyari nyari denah yang asiiiiiik untuk rumah idaman, yuk diliat.. hehehehhe..
ini saya ambil di blog mana ya , saya lupa, tapi saya minta ijin ya.. hehehhe ini karena saya sempet kepikiran pengen buka toko di rumah, pengen usaha gitu...
dengan gazeboo di halaman samping :
hudidiiiihh manteeeeeppp kaaaannnnnn???
dan kamar mandi outdoor yang bener bener saya dambakaaaan .... (hiks hiks)
Kepengeeeeeenn....
tapi ya sudahlah... mungkin belum rejeki yaa.... Sabaar... orang sabar subur looh, hehehhe.... nah teman teman, selamat bermalam minggu yaa.......
semoga sebelum 3 atau 4 tahun bisa dapat rumah sesuai keinginan ya
BalasHapussemoga segera terwujud ya Mbak, ayoo Mbak dibantu dengan doa :D
BalasHapusbtw Mbak, kamar mandi outdoor itu gmana ya? koq jadi aneh kedengarannya, xixixix
kalau beli rumah cicilan biar dihitung kaya apa emang mahal yang murah itu kalau menurut inyong beli tanah dulu kalau tanah sudah dapat baru buat rumah apa lagi kalau lokasinya dilingkungan desa wah segar dan menyenangkan
BalasHapusrumah emang mahal, mel. bahkan naik terus. saya sarankan kamu investasikan uangmu aja. jadi kan bisa ada penghasilan tambahan utk beli rumah.
BalasHapusbener tuw mbak. tanah ja skg dah mahal, apalgi beberapa thun ke depan. yow weis.. org sabar subuurrrr,,, :)
BalasHapusem, kyaknya lama negh dak mampir di maree..
sukses slalu mbaaakkk..
hehehe,,
BalasHapussilakan mimpi dulu bu, namun, setelahnya usahakan dengan disertai doa, insya Allah bisaaaa
setuju sama mertua...
BalasHapussebaiknya uangnya ditabung dulu aja deh
agar beberapa tahun ke depan bisa beli rumah dengan cara yang lebih baik
kredit emang gitu ya
suka bikin sesak dada
hehehhee
semoga rumahnya diberkahi Allah ya mbak...
BalasHapus:)