Inalillahi Wainalilahi Rojiun..

Selamat pagi..

*tarik napas*

Maaf ya, lama saya tidak posting.
Saya baru saja berduka.

(susah sekali mengabarkan berita duka ini kepada teman teman, lama saya terdiam di depan komputer, tidak tau harus mengetik apa..)

Anak kedua saya, adik Ara, telah berpulang, tepat dua minggu sebelum jadwal dia melihat dunia.

Seperti yang teman teman tahu, jadwal melahirkan saya (SC) adalah tanggal 1 Desember. tapi Allah berkehendak lain, tanggal 22 November, setelah sebelumnya saya jatuh sakit selama 4 hari, menurut pemeriksaan USG, denyut jantung janin sudah negatif. Saya shock. karena saya merasa selama saya sakit, bayi saya masih bergerak di dalam perut meskipun lemah. saya mencari second opinion, pergi ke dokter Sp.OG yang lebih canggih USG nya, ternyata hasilnya sama.

Sepertinya dunia runtuh, saya kehilangan sebagian dari hidup saya, jantung saya seperti direnggut, hati seperti diiris iris, ini adalah kedukaan yang paling dalam yang pernah saya alami selama hidup saya. Saya menyesal, saya bertanya tanya dalam hati, dan menyalahkan diri sendiri.

Dan bertanya tanya, apakah Tuhan memang memberi cobaan kepada umatNya karena umatNya itu mampu menerima dan menjalani cobaan itu? apakah bisa saya melalui semua ini? Kenapa saya? Kenapa harus my baby yang saya tunggu kedatangannya lebih dari delapan tahun itu?? Sejuta mengapa yang tidak pernah saya dapat jawabnya.

Akhirnya malam itu juga, pukul 20.00 wib, saya masuk kamar operasi. harus SC karena diketahui janin sudah meninggal, dan plasenta di bawah. Perasaan campur aduk, tapi memang semua harus dilalui, saya harus kuat. Pengalaman pertama di SC, dan mengetahui bahwa bayi saya sudah meninggal, itu terlalu menyakitkan.

Anak saya perempuan, cantik, gemuk, putih, dengan rambut ikal yang cantik.

ketika dilahirkan, saya dan suami tidak mampu untuk hanya menatap jasadnya, hanya Ara yang tegar dan berani ikut ke rumah, melihat adiknya dimandikan, di kafani, dan disholatkan untuk kemudian langsung dikuburkan.

suami saya memberinya nama Siti Fatimah Zahra.

Saya hanya berani memandang si adik lewat hp salah seorang kerabat yang memoto si adik ketika dimandikan dan dikafani.Itupun setelah beberapa hari lewat, dan saya merasa kuat untuk melihatnya.

Pasca operasi, saya di bawa ke kamar, (saya hanya dibius lokal) sehingga saya sadar sepenuhnya, saya ditemani suami dan mertua perempuan di kamar. Waktu itu saya masih berusaha untuk tegar, ikhlas, dan selalu mengingat bahwa semua ini memang kehendak Allah.

Semua saudara, kerabat terus menguatkan saya, mengatakan bahwa si adik akan menjadi penghuni surga dan kelak akan menuntun kami, orangtuanya.

Amiiin Amiin, semoga demikian adanya, dan kami sebagai orangtua, Insya Allah dengan kepergiannya, kami mendapatkan hidayah untuk terus menambah keimanan kami kepada Allah.


Komentar

  1. *peluk Mbak Mei*

    yang sabar ya Mbak, Al Fatihah untuk si Adik.. Amin...

    BalasHapus
  2. manusia cuma berencana aja ya mba, Allah yang paling tahu mana takdir terbaik, sedih bacanya, semoga Allah memberi kekuatan dan kesabaran... peluuukkkk

    BalasHapus
  3. Innalilah.... ikut berduka cita mbak.
    Yang sabar ya mbak.... semua pasti ada hikmahnya

    BalasHapus
  4. Innalillahi turut berduka ya. semoga diberikan kesabaran dan ketabahan. duh rasanya pasti sedih sekali ya

    BalasHapus
  5. Aduh...ga tau harus bilang apa...turut berduka cita ya, Mbak...>_<

    BalasHapus
  6. ya ampun... kita ikut berduka cita ya....
    semoga kalian bisa kuat dan tabah ya menghadapi cobaan ini....

    BalasHapus
  7. innalillahi wa inailaihi roji'uun.. yang tabah ya mbak..

    BalasHapus
  8. Innalillahi wa innalillahi rojiun...
    *tidak tau harus berkata apa lagi mbak*

    BalasHapus
  9. kak lia...
    waktu itu dengar kabar dari mamak.
    yang sabar ya kak, Insya Allah si adik udah di surga.
    kak lia jangan stres, hadapi dgn lapang dada.

    BalasHapus
  10. Innalillahi wa innalillahi rojiun...turut berduka cita, semoga Allah menggantinya ya Say...

    Salam buat Ara :D

    BalasHapus
  11. yaa allah ikutan sedih bacanya mbak mel...

    innalillahi wainnalilahi rojiun, semoga ntar dapet pengganti yang lebih baik lagi yaa mbak #pukpuk mbak mel

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ara dan Sekolah

Perfect Morning

Cerita waktu listrik mati....