tetangga oh tetangga

Salah satu kisah dari buku Di Atas Sajadah Cinta, Habiburrahman El Shirazy


Imam Hasan Al Bashri adalah seorang ulama tabi’in terkemuka di kota Basrah, Irak. Beliau dikenal sebagai ulama yang berjiwa besar dan mengamalkan apa yang beliau ajarkan. Beliau juga dekat dengan rakyat kecil dan dicintai oleh rakyat kecil.
Imam Hasan Al Bashri memiliki seorang tetangga nasrani. Tetangganya ini memiliki kamar kecil untuk kencing di loteng di atas rumahnya. Atap rumah keduanya bersambung menjadi satu. Air kencing dari kamar kecil tetangganya itu merembes dan menetes ke dalam kamar Imam Hasan Al Bashri. Namun beliau sabar dan tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Beliau menyuruh istrinya meletakkan wadah untuk menadahi tetesan air kencing itu agar tidak mengalir ke mana-mana.
Selama dua puluh tahun hal itu berlangsung dan Imam Hasan Al Bashri tidak membicarakan atau memberitahukan hal itu kepada tetangganya sama sekali. Dia ingin benar-benar mengamalkan sabda Rasulullah SAW. “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangganya.”
Suatu hari Imam Hasan Al Bashri sakit. Tetangganya yang nasrani itu datang ke rumahnya menjenguk. Ia merasa aneh melihat ada air menetes dari atas di dalam kamar sang Imam. Ia melihat dengan seksama tetesan air yang terkumpul dalam wadah. Ternyata air kencing. Tetangganya itu langsung mengerti bahwa air kencing itu merembes dari kamar kecilnya yang ia buat di atas loteng rumahnya. Dan yang membuatnya bertambah heran kenapa Imam Hasan Al Bashri tidak bilang padanya.
“Imam, sejak kapan Engkau bersabar atas tetesan air kencing kami ini ?” tanya Si Tetangga.
Imam Hasan Al Bashri diam tidak menjawab. Beliau tidak mau membuat tetangganya merasa tidak enak. Namun …
“Imam, katakanlah dengan jujur sejak kapan Engkau bersabar atas tetesan air kencing kami ? Jika tidak kau katakan maka kami akan sangat tidak enak,” desak tetangganya.
“Sejak dua puluh tahun yang lalu,” jawab Imam Hasan Al Bashri dengan suara parau.
“Kenapa kau tidak memberitahuku ?”
“Nabi mengajarkan untuk memuliakan tetangga, belaiu bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangganya !” (SayyidahDjauharMuthafiah)


ini perlu diteladani. diikuti.. susah ya bo.

tetangga sebelah saya ini, terdiri dari 3 keluarga. sepasang kakek nenek, anak sulung perempuan yang sudah janda dan mempunyai tiga anak, si bungsi perempuan yang mempunyai dua orang anak batita, si tengah laki laki yang belum menikah, dua orang laki-laki entah mungkin sepupu mereka yang tinggal disitu, dan bekerja di bengkel las, dan satu lagi membantu mereka berjualan sayur mayur di pasar.

bisingnya minta ampun. (bising = berisik = gandeng (bhs sunda)

selain mereka hobby berantem, adu mulut, dan kalau sudah berantem seluruh kebun binatang, kata kata makian, cacian keluar semuaaah...belum lagi kuat kuat memasang musik, atau menonton tipi (lumayan ya, bisa ikut dengerin siaran tipi, saya kan ga punya tipi, hehehe )

kadang mereka pasang musik kuat pada waktunya adzan maghrib, duh mau gimana lagi, kita juga harusnya bisa toleransi ya, mereka kan tau kami muslim, sama kalau ketika mereka ada kebaktian atau perkumpulan persekutuan doa di rumah, kami juga berusaha untuk tidak membunyikan suara suara gaduh.

awal baru pindah kesini, saya terkejut, karena kebetulan dinding rumah kontrakan kami dengan rumah mereka itu satu dinding, jadi mereka ngobrol biasa aja, udah jelas banget kedengeran dari rumah saya, apalagi kalau mereka berantem.. duh esmosi.

untunglah ara kami sudah agak besar, dia sudah tau mana katakata yang buruk yang tidak perlu ditiru, dan memang dalam keluarga kami tidak ada yang suka memakai kata kata jorok, kata umpatan. geli rasanya mulut kalo mengucapkan kata kata kotor. semarah marahnya saya atau suami tidak pernah berkata jorok.

jadi ketika mereka berantem, adu mulut, melempar barang, biasanya kami jadi ikutan diam gitu, hihi separuh mendengarkan juga sih, si kakek ini sebenarnya biang keributan. dan anaknya yang janda ini juga kadang sering memancing kemarahan ayahnya. hadeuh.

tiga bulan kami disitu, sekali suami hampir lepas kendali. tengah malam berantem besar si tetangga tanpa menghiraukan tetangga sebelah itu sudah keterlalun, suami tau sendiri, pendiam, tapi sekali marah, wow, seperti harimau mengaum. saya sudah bilang tidak usah. saya malas ribut sama tetangga, begitu. ketika suami menegur, memanng mereka jadi berenti berantemnya, pada takut ama suami saya. hihihi.. dan setelah itu mereka kelihatan agak segan gitu ya sama keluarga kami,

tapi itu hanya berlaku satu dua minggu saja. (berantemnya). setelah itu ya berantem lagi, adu mulut lagi, terus juga dengerin lagu dangdut koplo kuat kuat. duh. tapi ya sudahlah dinikmatin saja. saya tidak pernah tidak menyapa mereka. kadang saya sengaja beli sayuran di tempat mereka berjualan di pasar, kadang mereka kalo lagi tomat murah atau ada yang murah suka menawarkan saya untuk mengambil gratisan, kami juga ngobrol sesekali, terutama dengan si nenek, yang kadang sering sambil menggendong cucunya di depan. saya mencoba berhubungan baik dengan mereka, bagaimanapun, mereka itu adalah orang terdekat keluarga kami, begitu, jadi saya tidak pernah protes, sering si bungsu yang punya anak batita itu ngomong sama saya kalo saya belanja "Duh maap ya kak, kemaren kami berantem kuat suara kami, maaflah jadi terganggu orang kakak ya.." dan hanya saya jawab dengan senyuman. laaah jadi mau dijawab dengan apa gituuh ??? hehehhe.

si tiga anak yang ibunya janda itu juga suka maen internet di warnet kami, kadang kami kasih bonus waktu, atau kadang main gratis, bagaimanapun mereka itu tetangga kan.

atau ketika saya memasak bolu atau kue, saya bagi juga anak anak itu, namanya tetangga.

Ketika si kakek akhirnya meninggal, dan tau dong adat batak itu gimana, mereka bikin kayak pesta gitu di depan rumah, ya kami ikut toleransi, rental kami tutup 3 hari, anak anak bidan ngeprint tugas atau bikin tugas lewat email dan fb, duh, tapi untung teratasi.

setelah si kakek meninggal, pindahlah sibungsu yang sudah punya dua anak batiita ini ke rumah bawah (kira-kira empat rumah dari rumah kami) jadi jelas keributan amat sangat berkurang. tinggal si tiga anak ini yang kadang berantem, karena ditinggal seharian di pasar (mereka berjualan sayur mayur) kadang berantem, dan ya kata kata kasar tak pernah ketinggalan, duh mirisss...

tapi bagaimana ya, mau menegur, laaah orang mamanya, neneknya, tanntenya semuanya juga ngomongnya begitu yaa...

ngelus dada aja deh

cuman kalo lagi main internet mereka kelepasan mengumpat pake kata kata jorok, saya langsung tegur, kalo disini tidak boleh ngomong jorok. begitu saya dan suami tekankan...

paling malu kalo lagi kedatangan tamu, terus mereka berantem, dan kata kata kotor berhamburaaan, duuh malu rasanya, pernah waktu itu bekas mahasiswa si papa datang mau kasih undangan, eh pas mereka baru saya bikinkan teh, si tetangga berantem. duh malunya. untunglah si tamu maklum dan buruburu pamitan.

tapi saya dan suami memang mencoba memahami si tetangga, mungkin itu sudah watak, kebiasaan, masalah berantem dan ngomong kasar ini.

jadi dua bulan yang lalu. kejadian deh. malam itu, ketika si papa masuk ke kamar, selesai main game sekitar jam 01.15, si papa nawarin mau ke kamar mandi ga, biar ditemenin, (kamar mandi saya terpisah dari rumah, tempatnya di belakang gitu) iya, kami pun ke kamar mandi, setelah itu kembali tidur, tidak lama kemudian, skitaran lima belas menit (saya dan suami lgsg terlelap) ada gedoran di pintu, suaranya saya hapal anak tengah laki laki dan dua saudaranya itu.

"kaaaaak !! Baaaang!! bukaa pintuuu... kaaak, baang bangun, kebakaraan"

si Papa langsung lompat dari tempat tidur, dan lari ke depan, Ya Allah, ternyata meja depan dekat etalase kami yang kebakar, apinya udah tinggi dan marak, tapi waktu itu listrik tidak mati.

si Papa langsung buka pintu depan, lalu lari kebelakang ngambil air, dan ya, kebetulan sekali, air di bak mandi kami cuman sedikit, air di ember juga tidak banyak, ya Allah, biasanya aku kalo mau tidur itu ngisiin bak dan ember penuh semua, karena kami pake sanyo, sekali dinyalain semua mandi dan dipenuhin ember ember , tapi malam itu tidak, karena saya ga mandi sore, cuman si papa, dan dia malas ngisiin ember ember.

dengan sigap dan cekatan tiga anak muda tadi membantu si Papa memadamkan api. mereka mengambil air dari rumah mereka juga, jadi rumah mereka juga becek, rumah saya juga becek. tapi sukurlah akhirnya api padam dengan segera. dan lega. waktu itu kami ga mikirin komputer komputer, kami cuman mikirin gimana caranya api bisa padam dan tidak sampai merembet kemana mana.

satu meja hangus, dan juga peralatan menjilid, hekter kecil hekter besar, sebagian persedian kertas, lakban, ludes terbakar. tapi syukur tidak ada korban jiwa.

saya waktu itu hanya ingat membawa Ara keluar. itu saja. 

setelah api padam, saya dan suami mengucapkan banyak terimakasih kepada si tetangga. entah apa jadinya kalau mereka tidak melihat asap yang keluar dari dinding depan rumah mereka, huaduh kami pasti sudah lewat.

apinya berasal dari tempat sampah. adalah si batang bekas rokok si papa yang ternyata sudah dimatikan tapi masih ada sedikit sisa api, dibuang ke tempat sampah kami, yang memang isinya kertas semua.

dan untungnya malam itu, mereka baru saja pulang belanja sayur pukul 11 malam (ya belanja sayur itu biasanya malam, untuk kemudian besok paginya dijual ke pasar ) dan sedang memilih memilih tomat, yang besar dan yang kecil, begitu, untunglah..

dan paginya ketika di cek pak suami, tidak ada kerusakan satu unit komputer pun, padahal di deket tempat sampah itu ya ada komputer central, tempat semua penyimpanan file skripsi bidan, dan tugas tugas semua ada diisitu, untung semuanya selamat, tidak terkena air setetes pun.

begitulah namanya tetangga, seperti apapun, mengganggu seperti apapun, sebaiknya jangan dimusuhi, karena tetangga itu orang yang paling deket dengan kita. sebisa mungkin menjalin hubungan baik dengan tetangga.



en be :

hihi di warnet saya memang hanya satu aturannya : Tidak boleh ngomong jorok

kebanyakan yang maen di warnet ini kan sebagian anak sekolah dan anak-anak tetangga, anak anak kost yang deket sini juga, jadi biasanya itu itu aja yang maen.. jadi bisa diapal satu satu, kalo malam malam anak tetangga ada yang datang biasanya kami interogasi duluan, udah bikin pr blum? udah bilang mamak belum kalian main kesini ?

sukurlah sampe sekarang udah jalan mau setahun, ga ada mamak mamak yang ngamuk karena anaknya main internet di tempat kami.

selamat malam, 

pesan moral : mulailah mencintai tetangga anda, meskipun kadang tingkahnya bikin kesel.

 

 

Komentar

  1. Tetangga memang keluarga terdekat kita ya >.< Terimakasih untuk ceritanya mbak ^^

    BalasHapus
  2. mba lya betah bgt punya tetangga yg rame gtu kalo aku mah mending pindah :D

    BalasHapus
  3. bagus sharingnya jeng...Saudara kita yang paling dekat itu ya tetangga..saudara jauh2 sekali...

    BalasHapus
  4. ya begitulah kehidupan bertetangga ya :)

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Tetangga oh tetangga. Dekat dimata hrsnya deket jg dihati hehe

    BalasHapus
  8. Terimakasih untuk ceritanya gan....:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

11 things about me!!

Cerita waktu listrik mati....

Dear Pahlawanku : Nenekku Sayang...